Selamat Datang di Website Pojokan Bejen On-line, untuk BERITA TERBARU ... klik saja judul / gambar Bu Dukuh diatas

Selasa, 26 Oktober 2010

Merapi Meletus, Jalan Muntilan-Borobdur Penuh Debu, Pasir dan Kerikil, Caturharjo Aman

Suasana Pojokan dan sekitar Caturharjo pagi hari ini terang dan aman dari bencana merapi, tapi para pengendara motor/mobil dari arah magelang tampak kotor dan berdebu, karena sepanjang jalan muntilan penuh debu vulkanik yang disebabkan hujan abu, pasir dan kerikil sejak kemarin sore. Sepanjang jalan tampak debu tebal menutupi jalan dan permukaan yang tampak disepanjang tempat.
Tempat yang paling terasa adalah jalan sekitar Muntilan tampak debu tebal yang menutupi pandangan mata, jarak pandang para pengendara motor/mobil hanya sekitar 5-10 meter, sehingga perjalanan serasa lambat karena harus ekstra hati-hati agar sampai tempat tujuan dengan selamat.
Malam kemarin
, begitu melihat berita di TV bahwa merapi meletus, saya beserta anak dan istri langsung menuju utara desa untuk melihat puncak merapi, kemudian diikuti ibu saya, dan beberapa warga pojokan lainnya; P. Suroto, P Topik dan istrinya dan kemudian secara bergilir berduyun-duyun ingin melihat langsung puncak merapi. Tapi kabut tebal dan mendung menutup permukaan puncak merapi sehingga tidak terlihat apa-apa.

Mengungsi ke Pojokan
Keluarga Pak Winarto (anak Mbah Hadi Wiyoto) yang tinggal di Nagsri Hargobinangun Turi, akhirnya mengungsi ke Pojokan di rumah orang tuanya, karena di kampungnya Nangsri hujan abu sangat tebal dan aroma belerang sangat menyengat. Dengan harapan agar lebih tenang dan dapat menghirup udara yang segar dan nyaman maka keluarga Pak Winarto yang merupakan kakak dari Mbak Nur/P Priyo dan Mas Bambang akhirnya jam 19.30 telah sampai di pengungsian keluarga di Pojokan. Anehnya P Priyo yang sebelumnya di SMS keluarga Nangsri justru tidak tahu ada apa kok pada ngungsi ke Pojokan.

Sekilah Catatan Aktifitas Gunung Merapi

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa (26/10) menyatakan Gunung Merapi meletus sejak pukul 17.02 WIB dengan mengeluarkan awan panas.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Sumber Daya Mineral di Kantor BPPTK, Surono mengungkapkan, letusan ditandai dengan suara gemuruh pada pukul 18.45 WIB dengan dentuman sebanyak tiga kali.

Menurut Surono, dari pos pengamatan di kawasan Selo, nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 kilometer dari puncak gunung.

Energi letusan Merapi kali ini cukup besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di tahun sebelumnya seperti tahun 2006.

Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.

Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1.700 meter. Bagi masyarakat sekitar, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Seperti dikutip dari Wikipedia, Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa.

Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.

Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.

Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer, karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Selo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.

Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak.

Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pada 8 Juni 2006, pukul 09.30 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar