Selamat Datang di Website Pojokan Bejen On-line, untuk BERITA TERBARU ... klik saja judul / gambar Bu Dukuh diatas

Jumat, 05 November 2010

Merapi Meletus, Pojokan Radius 20,3 km Wilayah Caturharjo Menjadi Kawasan Pengungsian Merapi

Setelah merapi meletus paling dahsyat sejak Kamis malam/Malam Jum'at, 4 Nopember lalu, suasana Pojokan dan desa Caturharjo pada umumnya sangat mencekam. Malam itu pukul 01.30 warga Pojokan terbangun oleh bunyi kerikil yang jatuh di atap rumah, dengan disertai pasir dan abu yang sangat tebal. Juga terdengan bunyi pletok-pletok, suara pohon yang tumbang karena tak kuasa menahan beban pasir/abu dari merapi. Kentongan berbunyi tanda bahaya, dan sesekali terdengar bunyi gemuruh dari gunung merapi. Sangat mencekam.

Malam itu juga pengungsi dari Wilayah Turi yang punya keluarga di Pojokan/Caturharjo datang berduyun-2 untuk mengungsi. Seperti Pak Riyanto dan keluarga yang sekitar jam 03.00 malam datang dengan motor-pakaian penuh debu vulkanik dan wajah yang penuh was-was dan ketakutan. Menurut ceritanya, disekitar merapi dalam radius 10 km tanah-rumah seperti di interi, gempa yang terus menerus seperti di rog, kaca rumah bergeritik, genteng berderak dan terus bergoyang seperti mau meledak ditambah suara pohon yang beruntun tumbang/ambruk karena tak kuasa menahan beban. Selama ini baru kali ini merasakan situasi merapi yang luar biasa dahsyatnya.

Paginya, suasana masih mencekam, sehingga seluruh sekolah di wilayah sleman diliburkan, karena tertutup material vulkanik merapi dan situasi yang masih mencekam. Menjelang siang warga Pojokan yang laki-laki bergotong royong membersihkan pohon-2 yang tumbang dan berkoordinasi untuk bersiap-2 apabila terjadi perkembangan Merapi yang membahayakan.
Sekitar jam 08.00, pengungsi berduyun-2 memenuhi kawasan yang dijadikan barak pengungsian di sekitar wilayah Desa Caturharjo.

Tempat yang dijadikan barak pengungsian antara lain ;
  1. Balai desa Caturharjo sekitar 600 jiwa
  2. SDN Keceme (sebelah utara Pojokan) sekitar 600 jiwa
  3. SDN Jetis sekitar 600 jiwa
  4. SMK Muhamadiyah Medari sekitar 600 jiwa
  5. SMA Negeri 1 Sleman, sekitar 600 jiwa
  6. dan di rumah warga yang masih terhitung saudara
Pojokan juga ada beberapa pengungsi yang kebetulan keluarga. Mbah Hadi Wiyoto atau yang dikenal dengan Mbah Hadi Mesin ketempatan pengungsi sebanyak 16 jiwa yang kebetulan anak/menantu/cucu yang berasal dari Nangsri dan Dukuh sari kecamatan Turi. Total pengungsi di wilayah Caturharjo sekitar 3000 jiwa yang berasal dari wilayah kecamatan Turi.

Siang itu juga, warga diminta sumbangan sukarela untuk memberi bantuan makanan kepada pengungsi yang ada di sekitar Caturharjo, yang diumumkan dengan pengeras suara di masjid Pojokan oleh Ibu kadus. Tanggap akan hal ini ketua RW 42 - Bapak Saimin berkoordinasi dengan pemuda RW 42 lalu berembug dan akhirnya diputuskan untuk menarik iuran sukarela untuk dibelikan bahan makanan pokok dan selanjutnya dimasak di rumah Bapak Ketua RW 42, selanjutnta diantar ke pos-2 pengungsian.

Dari hasil pengukuran dengan internet menggunakan Google Earth diperoleh data bahwa Dusun Pojokan berada pada radius 20,3 km. Artinya Pojokan dan Caturharjo berada pada ring terakhir raidus aman 20 km, bila status merapi tidak naik lagi. Namun apabila status-keadaan merapi bertambah gawat, maka seluruh warga Pojokan dan Caturharjo harus rela mengungsi ke daerah yang lebih aman. Terkait dengan beberapa sekolah yang berfungsi sebagai tempat pengungsian, maka anak-2 siswa sekolah tersebut diliburkan dan belajar di rumah masing-2.