Selamat Datang di Website Pojokan Bejen On-line, untuk BERITA TERBARU ... klik saja judul / gambar Bu Dukuh diatas

Kamis, 03 Maret 2011

Bejen Adakan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dan Pentas Kuda Lumping

Pesta tasyakuran pembangunan yang telah selesai yang dilaksakan sejak pertengahan tahun 2009 akan digelar dengan puncak acara PAGELARAN WAYANG KULIT dan PENTAS KUDA LUMPING.

Sabtu, 5 Maret 2011 pada hari ini jalan menuju kampung POJOKAN - KARANG TANJUNG - BEJEN - NGENTAK yang masuk dalam wilayah pedukuhan Bejen, sangat ramai, bagai kota yang baru saja terbentuk.

Bintang Tamu Den Baguse Ngarso
Ya hari ini dusun Bejen adakan pentas seni berupa Pagelaran Wayang Kulit dan Pentas Kuda Lumping, sebagai puncak acara syukuran atas telah selesainya serangkaian pembangunan yang dilaksanakan di Bejen meliputi pengaspalan jalan menuju Bejen dan kampung sekitarnya.
4 pedukuhan terlibat dalam pembagunan ini yaitu Bejen, Ngemplak, Kendangan dan Klumprit. Oleh karena itu pesta tasyakuran ini melibatkan 4 pedukuhan yang terlibat dalam pembangunan selama ini.

Pagelaran Wayang kulit akan dilaksanakan pada Sabtu malam, dimulai jam 08.00 dengan puncak acara berupa Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Karjana dari Moyudan Sleman.
Dalam pagelaran ini hadir 2 bintang tamu istimewa yaitu;
  1. Drs. Susilo Nugroho yang lebih dikenal sebagai Den Baguse Ngarso
  2. Waluh, yang juga seorang pelawak sekaligus dalang.
BUPATI Sleman & Tamu VIP
Dalam acara ini akan dihadiri tamu undangan dari jajaran Muspida Sleman ; BUPATI Sleman, Camat Sleman, Kodim-Koramil, Polres-Polsek, Lurah-Perangkat Desa Caturharjo, BPD dan BKM, serta Dukuh-dukuh se-Caturharjo.
Seluruh warga di Bejen diberi undangan khusus untuk ikut hadir dalam puncak acara ini.

Setelah semalam suntuk disuguhi wayang kulit dan bintang tamu Den Baguse Ngarso, acara pentas dilanjutkan Minggu siangnya, Pentas Kuda Lumping "SEKAR AJI BUDOYO" yang merupakan sumbangan dari Paguyuban Kuda Lumping Ngemplak Caturharjo Sleman.

Selasa, 15 Februari 2011

Syukuran Pembangunan Jalan, Panitia & Warga Adakan Pentas Wayang Kulit & Kuda Lumping

RAPAT PANITIA KE 2
Rapat panitia syukuran yang kedua kalinya, pada hari Senin Malam Selasa, 14 Februari 2011 jam 20.00 - 22.00 bertempat di kediaman Bapak Suparjiyono, yang menjadi sekertaris panitia.

Panitia ini diketuai oleh Bapak YITNO SUHARJO, dengan pelindung kepala dukuh 4 pedukuhan Bejen, Ngemplak, Kendangan dan Klumprit. Melibatkan 4 pedukuhan karena pada dasarnya 4 pedukuhan ini yang secara langsung turut terlibat dalam pembangunan jalan.

KEPUTUSAN RAPAT
Pada rapat tersebut diputuskan tindak lanjut pertemuan sebelumnya dengan beberapa perubahan yang intinya adalah :
  1. Pentas seni dilaksanakan di Bejen, rumah Ibu Kadus.
  2. Pentas wayang kulit pada hari Sabtu malam, 5 Maret 2011 - semalam suntuk, dengan Dalang Ki .... dari Moyudan Sleman (Guru SMA Moyudan)
  3. Pentas kuda lumping pada hari Minggu pagi-sore, 6 Maret 2011, dari paguyuban kuda lumping Ngemplak Caturharjo Sleman.
  4. Pembiayaan pelaksanaan pentas dari sisa dana pembangunan dan swadaya masyarakat yang besarnya @ Rp 20.000,- dan total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 8.500.000,-











Jangan lupa ;

HADIRI DAN SAKSIKAN
PENTAS SENI WAYANG KULIT SEMALAM SUNTUK
DAN KUDA LUMPING SEHARI PENUH
SABTU-MINGGU, 5-6 MARET 2011
DI BEJEN CATURHARJO SLEMAN

Senin, 14 Februari 2011

Keluarga Besar Pak Condro Sulistiyo Berduka Cita

RIP (Rest In Peace) Fransisca Partini Dono Diharjo
Minggu malam situasi Pojokan - Karang Tanjung tampak ramai mendadak, orang-orang berbondong-bondong lalu lalang menuju ke kediaman Pak Condro yang beralamat di Karang Tanjung RT 03/42 - Bejen - Caturharjo - Sleman.
Ya ... malam itu jam 20.00 (8 malam) ibunda Pak Condro telah meninggal dunia di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Malam itu beberapa warga sedang mengadakan pertemuan warga/arisan di rumah Pak Bagiyo di Pojokan, kemudian terdengar pengumuman berita lelayu dari pengeras suara/speaker masjid yang disampaikan oleh ketua RT 03 Bapak Suwandi, yang mengabarkan bahwa Ibu Dono Diharjo telah meninggal dunia di RS Panti Rapih.
Warga lalu berdatangan ke rumah duka untuk persiapan segala sesuatunya untuk menyambut jenazah, menyambut tamu yang akan takziyah malam itu dan acara besok paginya. Dari bersih-bersih, persiapan lampu, tenda, kursi, keperluan dapur dan keperluan lain yang dibutuhkan.

Selanjutnya mempersiapkan acara untuk besok paginya, termasuk membuat/mengisi serta membagi undangan/pemberutahuan berita lelayu. Malam itu juga, jenazah akhirnya sampai di rumah duka dengan mobil ambulance pada jam 23.00 (11 malam).

UPACARA PEMAKAMAN
Siang harinya, Senin 14 Februari 2011 persiapan pemakaman dilakukan, dan tepat jam 13.00 acara dimulai dengan berbagai acara sesuai agama almarhum (Katholik). Jenazah diberangkatkan dari rumah duka dengan mobil ambulance menuju peristirahatan terakhir di Makam Ngasem Keceme Caturharjo Sleman

Tamu yang datang sangat banyak, hingga pemuda setempat banyak yang dikerahkan sebagai tukang/pengatur parkir. Hal ini karena keluarga almarhum termasuk keluarga besar dan kolega yang sangat banyak, ditambah lagi Pak Condro yang adalah seorang pegawai di kantor BKD Kabupaten Sleman, sehingga yang datang sangat banyak baik dari kalangan pejabat, keluarga hingga warga biasa yang kenal dan dekat dengan almarhum ataupun keluarganya.

Kami & warga mengucapkan turut berduka cita & berbela sungkawa atas meninggalnya Ibu Dono Diharjo.

Jumat, 11 Februari 2011

Rapat Rencana Syukuran Pembangunan Jalan

Malam ini bertempat di rumah kepala dukuh Bejen, seluruh perangkat dusun yang terdiri kepala dukuh, ketua RW dan ketua RT beserta tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuka masyarakat berkumpul dalam rangka musyawarah pembangunan kampung Bejen.

Hal dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan panitia sebelumnya berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan jalan (pengaspalan) yang sudah selesai seluruhnya, seperti tulisan beberapa waktu yang lalu.

Dari masukan beberapa pelaku dan masyarakat sekitar, termasuk dari kampung lain -terutama dusun Ngemplak Cilik- maka untuk acara syukuran atas terselesaikannya seluruh rangkaian pengaspalan jalan, maka diputuskan akan diadakan acara syukuran yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dari ke 4 pedukuhan, Bejen - Ngemplak - Kendangan - Klumprit.

Acara puncak berupa pentas kesenian yaitu berupa ;
  1. Pentas kesenian KUDA LUMPING / JATILAN - dari Ngemplak Caturharjo Sleman.
  2. Pentas Wayang Kulit dari Kabupaten Bantul.
  3. Organ Tunggal dari Sleman
Acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Maret 2011, bertempat di rumah Pak Condro.

Selasa, 01 Februari 2011

Berita Duka, Bapak Yuswo Wiyono telah Meninggal

Senin siang, sekitar jam 14.20 suasana di Pojokan ramai. Banyak orang berkumpul di depan rumah Bude Yus, mereka sibuk mencari informasi dan meyakinkan pendengaran yang belum jelas dan masih sreming-sreming bahkan simpang siur. Beberapa saat kemudian diperoleh keterangan yang pasti, bahwa Bapak Yuswo Wiyono telah meninggal dunia dan jenazah masih berada di Semarang di rumah anaknya, Mbak Mursiti.

Begitu diperoleh kepastian, warga Pojokan langsung sibuk bekerja mempersiapkan tempat dan segala sesuatunya terkait rencana pemakaman. Ada yang bersih-bersih lokasi rumah duka, mengambil/meminjam meja, kursi, tenda dan lampu listrik untuk penerangan.
Undangan pemberitahuan berita lelayu langsung dikonsep dan disiapkan untuk melakukan pemberitahuan kepada segenap sanak saudara dan handai taulan yang jauh agar dapat menghadiri upacara pemakaman jenazah Bapak Yuswo Wiyono.

Menurut keterangan keluarga, ceritanya pada hari Minggu pagi, Bapak Yus masih sehat stelah berobat ke Pak Warsono (puskesma) dibawa ke Semarang untuk tinggal/istirahat di sana. Setelah menginap semalam, pada jam 12 beliau akan beristirahat siang dan minta dipijit kakinya, lalu tertidur dan langsung diketahui meninggal.

Jenazah sampai di rumah duka Pojokan Caturharjo Sleman pada Senin sore jam 17.00. Suasana sekitar rumah duka langsung ramai dikunjungi warga dan keluarga. Dari sore itu hingga malam hari, sampai pagi segenap warga, pemuda dan keluarga secara bergantian tirakat.

Upacara pemakaman dilaksanakan sesuai rencana Jam 13.00. Pembawa acara Bapak Sukisno, dilanjutkan sambutan Ibu Kadus selaku wakil keluarga, Bapak Lurah selaku wakil pemerintah desa dan pelayat, dilanjutkan pemberangkatan jenasah oleh bapak rois.

Kamis, 27 Januari 2011

POJOKAN.NET, Hot Spot di Tengah Kampung

Kemajuan sebuah teknologi sudah dirasakan sampai pelosok-pelosok. Kebutuhan akan informasi menuntut dan memanggil para pemikir untuk mengembangkan fasilitas untuk bisa mengakses dan memaksimalkan fasilitas yang disediakan untuk bisa menggunakannya dalam usaha kemajuan peradaban dan teknologi.
Tak terkecuali di dusun Pojokan-Bejen Caturharjo Sleman, perkampungan ini ternyata punya greget luar biasa untuk mengenalkan teknologi internet / dunia maya kepada warga masyarakatnya.

Mas Tono, Sang Pelopor
Dipelopori oleh Mas Tono (R. Suhartono, SE) dan Mas Aji selaku ahli/teknisinya akhirnya beberapa hari ini di kampung pojokan telah dapat diakses sinyal hotspot untuk mengakses internet, khususnya bagi yang memiliki Laptop/notebook. Akses hotspot tersebut diberi nama Pojokan.net dengan paket DHCP nomor gateway 192.168.1.2.

Ini baru launcing, tahap awal begitu kata Mas Tono, harapan ke depan bisa ditindak lanjuti agar dapat dikelola lebih baik, baik sinyalnya, content maupun fungsinya untuk masyarakat secara umum. Tower sudah terpasang dan serangkaian peralatan dari radio pemancar hotspot, teknisi dan akses sudah tersedia. Kedepan berharap agar ditindak lanjuti, terutama bagi siapa saja yang ingin tergabung untuk bisa menggunakan fasilitas hotspot ini, agar akses bisa lebih cepat, nah nati akan dibicarakn lebih lanjut secara bersama.
Beberapa orang yang dianggap bersedia untuk turut andil mengembangkan ini adalah ;
  1. Bpk Hidayat Prayitno
  2. Bpk Murbudiyanto
  3. Bpk Andi Nuryaman
  4. Bpk Maryanto
  5. Bpk Gatot
  6. Bpk Agus
  7. yang lain akan menyusul
Warung Internet Pemuda Kampung
Dalam penjajagan wacana, beberapa kali Mas Tono mengajak membicarakan ini, walau sebagian masih apatis karena belum begitu paham apa fungsinya dan bagaimana aplikasinya. Namun dengan semangat beliau terus berusaha mencoba untuk mewujudkannya. Bahkan sempat muncul wacana akan membuka warung internet gratis, yang akan ditempatkan di sekitar gardu pos siskamling, sebagai media pembelajaran bagi pemuda, anak-anak dan warga untuk mengenal dunia luar melalui internet.

Nah setelah dilauncing, dan ternyata cukup bagus dimana saya mencoba koneksi dan dapat mengakses internet dari rumah, maka saya akan turut mempublikasikan hal ini kepada teman yang peduli dan merasa butuh agar bisa mengembangkan fasilitas ini secara bersama untuk kemajuan kampung Pojokan. Pokoknya, mari kita dukung kemajuan ini, semoga membawa kemajuan dan kebaikan bagi semua, selamat bekerja Mas Ajik dan surpraise serta doble jempol untuk Mas Tono.

Rabu, 22 Desember 2010

Selamat, Mas Arif Lulus Tes CPNS 2010

Alhamdulilah, saya turut bersyukur dan ikut bahagia dengan diterimanya Mas Arif yang lulus pada tes CPNS 2010 ini.

Mas Arif ...., adalah putra pertama Bapak Muh. Japar yang beralamat di Bejen Caturharjo Sleman. Ini berkat rahmat Alloh yang menyertai usaha yang keras Mas Arif dan doa segenap keluarga. Juga karena hasil kebaikan yang dilakukan Mas Arif untuk kepentingan sesama, terlebih Pak Muh. Japar yang sangat terbuka, baik rumahnya, tenaganya, pikiranny dan keluarganya yang disediakan untuk kepentingan umum. Hal ini sangat terasa ketika ada proyek pengasapalan jalan dusun Bejen, dimana rumah beliau dan fasilitasnya (komputer, laptop, printer dll) disediakan begitu saja untuk kepentingan pembangunan di Bejen.

Mas Arif di terima menjadi CPNS 2010 untuk mengisi formasi di propinsi DIY. Sekali lagi SELAMAT, dan selamat bertugas semoga karirnya lancar dan semakin maju.
Ditunggu ... syukurannya.

Jumat, 05 November 2010

Merapi Meletus, Pojokan Radius 20,3 km Wilayah Caturharjo Menjadi Kawasan Pengungsian Merapi

Setelah merapi meletus paling dahsyat sejak Kamis malam/Malam Jum'at, 4 Nopember lalu, suasana Pojokan dan desa Caturharjo pada umumnya sangat mencekam. Malam itu pukul 01.30 warga Pojokan terbangun oleh bunyi kerikil yang jatuh di atap rumah, dengan disertai pasir dan abu yang sangat tebal. Juga terdengan bunyi pletok-pletok, suara pohon yang tumbang karena tak kuasa menahan beban pasir/abu dari merapi. Kentongan berbunyi tanda bahaya, dan sesekali terdengar bunyi gemuruh dari gunung merapi. Sangat mencekam.

Malam itu juga pengungsi dari Wilayah Turi yang punya keluarga di Pojokan/Caturharjo datang berduyun-2 untuk mengungsi. Seperti Pak Riyanto dan keluarga yang sekitar jam 03.00 malam datang dengan motor-pakaian penuh debu vulkanik dan wajah yang penuh was-was dan ketakutan. Menurut ceritanya, disekitar merapi dalam radius 10 km tanah-rumah seperti di interi, gempa yang terus menerus seperti di rog, kaca rumah bergeritik, genteng berderak dan terus bergoyang seperti mau meledak ditambah suara pohon yang beruntun tumbang/ambruk karena tak kuasa menahan beban. Selama ini baru kali ini merasakan situasi merapi yang luar biasa dahsyatnya.

Paginya, suasana masih mencekam, sehingga seluruh sekolah di wilayah sleman diliburkan, karena tertutup material vulkanik merapi dan situasi yang masih mencekam. Menjelang siang warga Pojokan yang laki-laki bergotong royong membersihkan pohon-2 yang tumbang dan berkoordinasi untuk bersiap-2 apabila terjadi perkembangan Merapi yang membahayakan.
Sekitar jam 08.00, pengungsi berduyun-2 memenuhi kawasan yang dijadikan barak pengungsian di sekitar wilayah Desa Caturharjo.

Tempat yang dijadikan barak pengungsian antara lain ;
  1. Balai desa Caturharjo sekitar 600 jiwa
  2. SDN Keceme (sebelah utara Pojokan) sekitar 600 jiwa
  3. SDN Jetis sekitar 600 jiwa
  4. SMK Muhamadiyah Medari sekitar 600 jiwa
  5. SMA Negeri 1 Sleman, sekitar 600 jiwa
  6. dan di rumah warga yang masih terhitung saudara
Pojokan juga ada beberapa pengungsi yang kebetulan keluarga. Mbah Hadi Wiyoto atau yang dikenal dengan Mbah Hadi Mesin ketempatan pengungsi sebanyak 16 jiwa yang kebetulan anak/menantu/cucu yang berasal dari Nangsri dan Dukuh sari kecamatan Turi. Total pengungsi di wilayah Caturharjo sekitar 3000 jiwa yang berasal dari wilayah kecamatan Turi.

Siang itu juga, warga diminta sumbangan sukarela untuk memberi bantuan makanan kepada pengungsi yang ada di sekitar Caturharjo, yang diumumkan dengan pengeras suara di masjid Pojokan oleh Ibu kadus. Tanggap akan hal ini ketua RW 42 - Bapak Saimin berkoordinasi dengan pemuda RW 42 lalu berembug dan akhirnya diputuskan untuk menarik iuran sukarela untuk dibelikan bahan makanan pokok dan selanjutnya dimasak di rumah Bapak Ketua RW 42, selanjutnta diantar ke pos-2 pengungsian.

Dari hasil pengukuran dengan internet menggunakan Google Earth diperoleh data bahwa Dusun Pojokan berada pada radius 20,3 km. Artinya Pojokan dan Caturharjo berada pada ring terakhir raidus aman 20 km, bila status merapi tidak naik lagi. Namun apabila status-keadaan merapi bertambah gawat, maka seluruh warga Pojokan dan Caturharjo harus rela mengungsi ke daerah yang lebih aman. Terkait dengan beberapa sekolah yang berfungsi sebagai tempat pengungsian, maka anak-2 siswa sekolah tersebut diliburkan dan belajar di rumah masing-2.

Rabu, 27 Oktober 2010

Pengaspalan Jalan Tahap II, Segera Dimulai

Tadi malam diadakan rapat koordinasi beberapa pengurus inti (panitia) pengaspalan jalan dusun Bejen. Dalam rapat tersebut diperoleh kesimpulan untuk segera memulai pegaspalan jalan yang pada tahap 1 belum selesai.

Pengaspalan jalan ini adalah program bantuan pemerintah berupa PNPM yang diberikan kepada masyarakat melalui BKM. Juga melibatkan peran serta masyarakat yang berupa konsumsi dan penyediaan kayu bakar untuk memasak aspal.

Menurut rencana, pengaspalan akan dimulai hari Minggu, 7 Nopember 2010 mendatang dengan cara lelang pekerjaan, yaitu seluruh pengerjaan pengaspalan diborongkan pada CV/pemborong. Panjang jalan pengaspalan lanjutan ini adalah sekitar 800 meter dengan lebar 3 meter.

Untuk jalan yang menghubungkan 3 dusun, Kendangan, Klumprit dan Bejen ini makan dalam pengerjaannya juga melibatkan perangkat-tokoh masyarakat ke 3 pedukuhan tersebut. Oleh karena itu akan diadakan rapat final untuk pengerjaan agar semua berjalan lancar, rapat final akan dilaksanakan hari Jum'at 29 Oktober 2010, jam 19.30 wib, bertempat di sekretariat panitia pengaspalan jalan, rumah Bapak Muh. Japar.

Selanjutnya apabila masih mungkin akan dilanjutkan pengaspalan jalan dari Bejen - Ngemplak Cilik yang pengerjaannya dilakukan secara merger dengan kampung Ngemplak cilik yang di pelopori oleh Mas Wanto Ngemplak.

Selasa, 26 Oktober 2010

Merapi Meletus, Jalan Muntilan-Borobdur Penuh Debu, Pasir dan Kerikil, Caturharjo Aman

Suasana Pojokan dan sekitar Caturharjo pagi hari ini terang dan aman dari bencana merapi, tapi para pengendara motor/mobil dari arah magelang tampak kotor dan berdebu, karena sepanjang jalan muntilan penuh debu vulkanik yang disebabkan hujan abu, pasir dan kerikil sejak kemarin sore. Sepanjang jalan tampak debu tebal menutupi jalan dan permukaan yang tampak disepanjang tempat.
Tempat yang paling terasa adalah jalan sekitar Muntilan tampak debu tebal yang menutupi pandangan mata, jarak pandang para pengendara motor/mobil hanya sekitar 5-10 meter, sehingga perjalanan serasa lambat karena harus ekstra hati-hati agar sampai tempat tujuan dengan selamat.
Malam kemarin
, begitu melihat berita di TV bahwa merapi meletus, saya beserta anak dan istri langsung menuju utara desa untuk melihat puncak merapi, kemudian diikuti ibu saya, dan beberapa warga pojokan lainnya; P. Suroto, P Topik dan istrinya dan kemudian secara bergilir berduyun-duyun ingin melihat langsung puncak merapi. Tapi kabut tebal dan mendung menutup permukaan puncak merapi sehingga tidak terlihat apa-apa.

Mengungsi ke Pojokan
Keluarga Pak Winarto (anak Mbah Hadi Wiyoto) yang tinggal di Nagsri Hargobinangun Turi, akhirnya mengungsi ke Pojokan di rumah orang tuanya, karena di kampungnya Nangsri hujan abu sangat tebal dan aroma belerang sangat menyengat. Dengan harapan agar lebih tenang dan dapat menghirup udara yang segar dan nyaman maka keluarga Pak Winarto yang merupakan kakak dari Mbak Nur/P Priyo dan Mas Bambang akhirnya jam 19.30 telah sampai di pengungsian keluarga di Pojokan. Anehnya P Priyo yang sebelumnya di SMS keluarga Nangsri justru tidak tahu ada apa kok pada ngungsi ke Pojokan.

Sekilah Catatan Aktifitas Gunung Merapi

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa (26/10) menyatakan Gunung Merapi meletus sejak pukul 17.02 WIB dengan mengeluarkan awan panas.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Sumber Daya Mineral di Kantor BPPTK, Surono mengungkapkan, letusan ditandai dengan suara gemuruh pada pukul 18.45 WIB dengan dentuman sebanyak tiga kali.

Menurut Surono, dari pos pengamatan di kawasan Selo, nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 kilometer dari puncak gunung.

Energi letusan Merapi kali ini cukup besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di tahun sebelumnya seperti tahun 2006.

Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.

Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1.700 meter. Bagi masyarakat sekitar, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Seperti dikutip dari Wikipedia, Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa.

Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.

Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.

Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer, karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Selo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.

Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak.

Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pada 8 Juni 2006, pukul 09.30 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.